Never told you...

Untuk tema #hilang hari ini... masih di permainan #15harimenulisdiblog :)
------------


"Kamu pernah merasa kehilangan?"
Ya.


"Kamu pernah merasa kesepian?"
Ya.


"Apa kamu juga pernah merasa sendiri?"
Ya.
Tapi... Aku tak akan pernah mau kalau kau pergi.


"Kalau kau pernah merasakan semua itu... Lalu apa artinya aku berada disini?"
------------


Hari itu, cuaca mendung. Sangat mendung. Se-mendung hatiku.
Aku... Dwi Renata, perempuan berusia 18 tahun dan sekarang sedang merasakan patah hati.


"I miss those blue eyes, how you kissed me at night... I miss the way we sleep"


Aku bersenandung. 
Ya... Lirik itu benar. Aku menginginkan dirimu.


"Like there's no sunrise, like the taste of your smile... I miss the way we breathe"


Sungguh... ku-rindu padamu.


"But I never told you, what I should have said"

.................

"No I never told you, i just held it in"

Memang jelas. Semua ini bukan salah-mu.

"And now... I miss everything about you"

Air mataku mengalir perlahan.
Seperti awan yang sedari-tadi mendung, dan sekarang mulai menumpahkan isinya.

"I can't believe it, I still want you"
"After all the things we've been through..."
"I miss everything about you... Without you"

Stop!
Ku-klik salah satu tombol di hape-ku. Agar tak bersenandung lagi.
Air mataku sudah tumpah. Seperti hujan yang sekarang turun dengan sangat derasnya. Ya... derasnya.

------------

Lagu yang dinyanyikan Colbie Caillat itu memang benar.
Semua bukan salahnya. Dia pergi meninggalkanku. Tapi itu bukan salahnya.
Dan... aku tau itu.

Sudah berulang kali kuputar-ulang lagu ini.
Tak bosan. Dan takkan pernah bosan.
Kegalauan karena kehilangan dirinya. Membuatku seperti kehilangan semangat hidup.
Tapi aku tau... ini bukan salah-nya.

Click!

"I see your blue eyes, every time I close mine. You make it hard to see"

Ah! Tak sengaja aku meng-klik tombol play di hape. Lagu yang tadi terhenti-pun bersenandung lagi. Melanjutkan lirik dan nada-nada indahnya.

"Where I belong to when I'm not around you. It's like I'm not with me"

Aku-pun ikut bersenandung.
Rasanya mendung lagi yaaa... Atau-kah ini hanya penglihatanku saja.

"But I never told you, what I should have said"

Wah, embun mulai memenuhi mataku.
Air mata sepertinya akan tumpah. Ya... tumpah. Sebentar lagi.

"No I never told you, I just held it in"

..................

"And now... I miss everything about you"
"I can't believe it, I still want you"

Ah! Cukup-lah.

"After all the things we've been through..."
"I miss everything about you... Without you"

Sudah ku-bilang kan. Ini bukan salahnya. Itu bukan salahnya. Semua memang bukan salahnya.
Aku yang bersalah. Ya... semua salahku.
Aku yang tak pernah jujur padanya. Dia tak bersalah.
Aku yang tak pernah mengatakan apa yang kurasa padanya. Hingga ia pergi.
Aku yang tak bisa berkata apa-apa. Hingga ia meninggalkanku.
Dan kini aku. Hanya ada aku. Sendiri. Menyesal. Ya... sangat menyesali semuanya.

Di detik terakhir perpisahan-pun, aku tak berkata apa-apa.
"just say goodbye, and that's all..."
Itu kalimat SMS terakhir yang aku kirimkan kepadanya.
Benar-benar tak berperasaan!
Ya, mungkin memang benar aku tak punya perasaan. Mungkin saja.

Atau... perasaan ini muncul terlalu terlambat.
Tidak. Perasaan ini sudah sedari dulu ada. Sejak pertemuan pertama kita.
Apa dia masih ingat?

Apa sekarang sudah terlambat, jika aku jujur padanya?
Ah....
------------

Untukmu,
Wahai lelaki tampan yang ada disana.

Tak peduli apakah kau akan marah saat membaca ini atau tidak.
Sungguh aku tak peduli.

Sekarang inilah aku.
Aku, Renata yang baru.
Yang takkan lagi takut untuk mengungkapkan isi hatinya kepadamu. Hanya untukmu.

Kau satu-satunya lelaki yang pernah aku cintai.
Tak pernah ada makhluk yang ku-cintai seperti ini. Kecuali kau seorang.
Ya... kau seorang. Makhluk paling tampan yang pernah ku-kenal.

Terimakasih atas cinta yang selama ini kau berikan.
Terimakasih atas kasih yang selalu kau bagi bersama-ku.
Terimakasih juga atas rindu darimu yang tercurah padaku.
Sekarang... aku yang akan mengatakan itu semua kepadamu.

Kau selalu bilang aku-lah princess-mu. Tapi aku tak pernah bilang bahwa kau adalah prince-ku.
Padahal... jauh di dalam hati, aku berkata bahwa kau-lah raja dari semua perasaan menggebu di dalam dada.

Kau juga selalu bilang bahwa semua intan-permata, berlian, sekalipun semuanya yang indah di lautan takkan mampu mengalahkan keindahan cintamu kepadaku. Seakan cintamu sangat agung dan abadi. Tapi aku tak pernah berkata apapun agar bisa menyenangkan hatimu, menyanjungmu.
Padahal... di lubuk hati terdalam, aku berkata "jangankan berbagai keindahan dunia. cintaku padamu bahkan melebihi segala yang agung di muka bumi ini".

Taukah kau, wahai lelaki ter-tampan yang pernah kukenal dan kucinta.
Aku masih berharap padamu. Menyimpan semua kenangan akan kita.
Sudikah kau memberikan kepingan hatimu lagi? hanya untukku?
Sungguh hatiku sudah mulai tak kuat untuk menyanggah kesakitan ini. Hatiku membutuhkan kepingan hatimu. Dirimu.

Masihkah ada harapanku untuk kembali lagi merajut cinta bersamamu?

Dari yang masih amat-sangat menyayangimu,
Renata.
------------

"But I never told you, what I should have said.
No I never told you, I just held it in.
And now I miss everything about you...
(still you're gone)
Can't believe that I still want you.
After all the things we've been through...
I miss everything about you... Without you"


#now(still)playing : Colbie Caillat - I Never Told You

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

[Anime] My wife is a high school girl

Kemana Bunda untuk si sulung

Fffallaww