Mantan pacar

bagi yang belum mengirim tema #12 , jangan khawatir. kirim saja sampai besok pagi pukul 07.00 wib. [brb]


begitulah tweet dari kak @hurufkecil. oh! betapa leganya aku, karena masih belum terlambat untuk mengikuti permainan di #15harimenulisdiblog dengan tema ke #12 ! *sujud* haha.
(walaupun ternyata udah kadaluarsa *abaikan)


***


"Ku dengar kau putus ya dengan pacarmu?"


"Ah... Ya, begitulah"


"Wah, sayang sekali... Padahal kalian berdua kan baru jadian, dan juga sudah sangat cocok loh!"


"Hehe..."


"Kenapa putus sih??"


"Hm, karena......"


***


Perkenalkan, namaku Astri. Aku perempuan kelahiran Solo, 18 April 1989.
Sekarang aku kuliah di salah satu universitas yang cukup terkenal di Jakarta. Baru semester 2 sih.
Dan rencananya aku akan menetap disini. Namun, tidak dengan kedua orangtua-ku yang masih di Solo.
Tak banyak yang bisa ku-ceritakan, karena memang hidupku sama sekali tidak-lah begitu istimewa.
Hingga suatu hari...


Aku berkenalan dengan seorang pria. Panggil saja Rangga.
Ia salah satu dosen di kampus-ku. Ia tampan, muda, enerjik dan cukup terkenal di kalangan mahasiswi.
Singkatnya, aku dipertemukan dengannya oleh dewa-dewi cinta hanya karena hari itu aku ingin mengambil alih tugas temanku yang diberikan oleh dosennya. Dan dosennya itu adalah Rangga.
Oh! Pertama kali melihatnya aku sangat-sangat terpesona. Hahaha, konyol!
Tapi sungguh, ini baru pertama kalinya aku merasakan perasaan seperti ini. Jantungku rasanya mau copot saat pertama kali bertatapan mata dengannya.
Seperti sebuah lirik lagu :


"Terpesona, ku pada pandangan pertama. Dan tak kuasa, ku menahan rinduku. Senyumanmu, selalu menghiasi mimpiku. Ingin ku peluk, dan ku kecup keningmu. Oh indahnyaaa..."


Tidak segitunya juga sih. Itu kan hanya ungkapan bahasa cinta dalam sebuah lirik.
Yang jelas, mungkin aku merasakan apa yang biasa orang bilang "jatuh cinta pada pandangan pertama".
Kembali lagi ke pertemuan pertama kami.
Ia menyapaku dengan senyum dan mengulurkan tangannya. Kami pun berkenalan.
Umurnya masih cukup muda. Hanya berbeda beberapa tahun dengan-ku. Tentunya ia lebih tua.


Tak lama basa-basi, aku yang belum pernah pacaran sekali-pun dalam hidupku ini langsung menyatakan perasaanku padanya. Saat itu juga.
Aku sangat takut. Sangat-sangat takut! Takut akan ditolak dalam pernyataan pertama dalam hidupku.
Namun, ternyata dia menerimanya dengan senang hati.
Untungnya ia single saat itu (yaiyalah).
Singkatnya, kami pun berpacaran.


Ia sangat serius dalam menjalani hubungan ini. Keluarga kami berdua pun sudah sangat akrab. Hingga kedua orangtua-ku memutuskan untuk pindah ke Jakarta.
Padahal ini hal pertama bagiku. 
Pacaran. Pacar pertama. Kencan pertama. Pertemuan keluarga yang pertama. Juga ciuman pertama. 
Ah! Tidak seperti yang kau bayangkan.
Hanya sekedar ciuman kecil di pipi saja. Itu-pun hanya terjadi sekali.
Ia sangat dewasa dan perhatian. Membuatku semakin sayang padanya.


Hampir seluruh warga kampus mengetahui hubungan kami.
Mereka bilang kami ini pasangan sejoli bak "Galih dan Ratna". Hahaha.
Aku hanya bisa meng-amin kan saja.


Riwayat pacaran kami tak lama.
Hingga kami menjadi mantan.


***
(kembali ke percakapan awal)


"karena.... kami sudah menikah"


"Haaah??" temanku tercengang. Kaget. Pasti.


"Iya... kami putus, jadi mantan, dan lalu menikah"


"Terus??"


"Ya, inilah... sekarang kami pasangan suami-istri"


Temanku terdiam. Dan sesaat kemudian ia memelukku dengan tangisan bahagianya.
Aku pun begitu.


Tak lama kemudian, kabar pernikahan kami pun sudah tersebar di seluruh kampus.
Ya, inilah kisahku tentang mantan pacar pertama yang kini menjadi imam bagi-ku.


***


(akan bersambung ke cerita untuk tema #13)

Comments

Popular posts from this blog

[Anime] My wife is a high school girl

Kemana Bunda untuk si sulung