Kemarin

Kemarin dia menghancurkan mood-ku.
Kemarin adiknya tidak datang.
Jangankan adiknya. Orangtua-nya saja pun tidak hadir.
Hhhhhh..... -_-
Kemarin pun menjadi hari yang panjang.

--------

Setelah dari pertemuan orangtua murid menemani mamiku, aku bergegas.
Rapat hari itu belum selesai, tapi kami mengundurkan diri lebih dulu dikarenakan janji yang sudah dibuat mami sebelumnya.
Hari ini jadwalnya sudah tersusun rapi.
Dan seperti biasa, aku yang jadi bodyguard-nya.

Melewati jalanan kota jakarta yang macet dan kala itu panas membuat aku lelah.
Haus dan lapar. Karena belum sarapan.
Eh, sudah sih. Beberapa potong molen kecil mengisi perutku tadi pagi.
Aku memang tak mau makan pagi. Seperti biasa, alasannya karena 'tak mau' saja.

Masih merasa sedikit bersalah, karena telah melakukan penolakan (lagi) kemarin.
Bukan karena dia jelek. Dia ganteng, kawan. Amat-sangat menurutku.
Tapi hati ini tak terpaut, sudah ada yang menempati rasa penasaran, bimbang dan kegalauan di hati.
Seseorang (iyalah masa seekor-_-)
Inisialnya RA.
Setelah aku sadari RA itu banyak sekali.
Dan memang semua yang berinisial RA itu aku akui rasanya berbeda *loooh?
Maksudnya perasaanku pada mereka~ hahaha.

Padalah di sisi lain aku juga suka sama yang inisialnya D loh.
Juga N. A. Bahkan ada yang S.
Banyak sekali.... huehehe ._.
Sudahlah lupakan.

Kembali lagi ke perasaan bersalah di bis yang melaju cepat.
Tiba-tiba teringat kembali pesan singkat yang dikirimkannya tadi malam.
"Kita memang beda, tapi kita tetap satu"
Itu kan pesan 'Bhinneka Tunggal Ika' pikirku.
Lalu dia kirimkan lagi pesan "Selamat malam :)"
Aku balas saja "Malam juga"
Dia balas lagi "Semoga mimpi indah, sar...."
"Samasama"
dan selesai.

--------

Bis yang melaju cepat itu berhenti.
Tangan mamiku menuntut untuk bergegas turun.
Sudah sampai kah?

Ternyata belum.
Masih harus menyambung 1 angkutan lagi.
Angkot menuju matoa-depok itu ku-naiki.
Tapi dia masih diam. Mencari penumpang, menunggu mereka memenuhi bagian tempat duduk yang belum terisi.
Sambil menunggu, aku pun bertanya pada mamiku. Kita mau kemana?
Dia bilang ada acara bersama teman-temannya. Semacam kelompok terapi gitu.
Ooooh...

10 menit kemudian, angkutan itu pun berjalan.
Disertai seorang pengamen jalanan yang bernyanyi ria.
Aku menikmatinya.
Hari itu aku lupa membawa headset. Tapi sepanjang perjalanan aku ber-sms an ria dengan seorang teman. Dua orang sebenarnya. Haha.

---------

Angkutan berhenti, dan aku pun turun disertai mamiku yang sembari menyerahkan beberapa ribuan ke pak supir.
Tiba-tiba aku merasa lemas (seriusan ya)
Aku bilang aku haus.
Kami pun mampir ke sebuah toko kelontong untuk membeli minuman.
Aku membeli 2 susu coklat, dan sisanya snack-snack penghilang kejenuhan disana nanti.
Aku tau aku akan BT.
Tapi mamiku bilang tidak akan, karena aku akan ditemani seorang anak kecil yang biasa dipanggil 'Aya'.
Padahal nama aslinya 'Sarah'.
Aku nurut saja.

Keluar dari toko, kami pun berjalan.
Menelusuri jalan setapak yang luas, namun rumah tempat berkumpul teman-teman mamiku itu tak terlalu jauh. Untung saja ya.
Pintu gerbangnya tak di gembok, pintu rumahnya tak dikunci. Aku dan mamiku pun langsung masuk.
Setelah menaiki beberapa tangga, mulai terlihat ada beberapa pasang sendal bapak-bapak dan ibu-ibu.
Wah reuni ini mah, pikirku.
Aku pun melepas sepatu dan masuk.
Menyalimi satu per satu orang yang ada, sambil tersenyum.
Mereka menanyakan namaku siapa? Anak ke-berapa? Kelas berapa?
Yah dan sederet pertanyaan rutinitas yang sudah beribu-ribu kali keluar dari mulutku ini. hahaha.
Memang yah ibu-ibu begitu deh~ Apa nanti aku juga akan begitu? Abaikan.

--------

Mamiku bilang aku harus menunggu 2 jam, dan selama itu aku bisa bermain dengan Aya dan kelinci peliharaannya.
Aya mengajakku bermain masak-masakan, menyusun puzzle dan memainkan kelincinya.
Sungguh, kelinci itu dimainkan selayaknya boneka ><
Aku tak tega dan segera mengambil alih kelinci itu. Hahaha maklum ya masih bocah :)

2 jam itu lama.
1 jam sudah berakhir karena ku pakai bermain bersama Aya. Masih tersisa 1 jam lagi.
Kami pun berfoto-foto ria demi membunuh waktu.
Untung saja dia orangnya narsis, sepertiku. huahaha.
Kalau tidak, aku yang repot.

Setengah jam lagi tersisa.
Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang.
Ada sms masuk.
Sepupuku bilang kalau jam 3 nanti dia akan berangkat les aikido, jadi aku harus segera kerumahnya.
Dan dia juga bilang kalau mamiku sudah berencana dengan mamanya akan mengikuti sebuah pengajian peringatan wafatnya seorang saudara yang di adakan di daerah pondok indah.
Aku mulai merasa BT.

Maafkan aku mam, karena sungguh hari itu aku tak tahan.
BT melanda, dan aku sudah ditinggal Aya karena ia bermain dengan temannya yang bernama 'Safira'.
Nama yang sama seperti adikku yang hanya terpaut jarak 1 tahun denganku.
BT BT BT BT. Hanya kata-kata itu yang kutuliskan di notes hape.
Setengah jam pun terasa amat-sangat-sangat-sangaaaaaat panjang.

--------

Setengah jam berlalu. Akhirnya.
Makan siang sudah disiapkan.
Aku lapar, sangat. Tapi aku tak makan.
Aku sudah dibakar rasa BT yang amat-sangat. Juga emosi yang memuncak, hingga rasanya airmata akan tumpah.
Teman-teman mamiku bertanya kenapa aku tak makan?
Aku hanya menjawab dengan senyum dan berkata "Enggak... sudah kenyang. Silahkan tante, om"
Maaf. Aku bohong.
Kita belum kenal saja aku sudah bohong.
Aku jadi ingat satu pesan seorang ustad dan juga guru ngajiku. Kalau kita berbohong demi kebaikan itu tidak apa-apa.
Jadi... Anggap saja itu demi kebaikan :)

Selesai makan, mereka bersantai.
Ada yang merokok, ada yang solat.
Aku mengajak mamiku untuk segera pergi, mengingatkannya pada janjinya menghadiri pengajian.
Tapi reaksinya menunjukkan kalau ia akan bertahan lebih lama di tempat itu.
Aku sebal. Amat-sangat sebal. Kesal juga. Yah sama aja lah.
Aku tertunduk diam.
Susah bertebat saat perut kosong. Dan bukankah berdebat akan menunjukkan sikap durhaka?
Aku diam dan berdoa dalam hati agar mamiku sadar dan segera pergi dari sini.
Berdoa agar ia sadar kalau anaknya ini BT dan dia bukanlah bodyguard atau kendaraan yang hanya diam terparkir.

Doa terwujud.
Ia masuk ke dalam ruangan rapat reuni itu dan kemudian keluar membawa tasnya.
Ia pamit pada teman-temannya dan mengajakku ikut pamit.
"Alhamdulillah" ucapku seketika. Tapi pelan. Lirih. Terdengar berbisik malah.
Aku salimi satu per satu lagi. Berharap ada salam tempel, tapi ternyata tidak-_-v huehehe.
Kami pun melanjutkan perjalanan....

----------

Pengajian pun berlalu.
Aku bingung ingin ,enceritakan apa disini, tapi yang jelas aku sudah merasa tidak begitu BT lagi.
Disana banyak sepupu-sepupuku yang lain. Ditambah ada seorang cowok kece yang menyejukkan mata *eaaa. wkwk
Kece gitu deh, keren, tinggi. Haha. Abaikan.

Aku pun pulang.
Masih terasa lapar. Karena memang belum makan apa-apa selain air putih. Dan susu coklat tadi siang.
Itu pun lebih pantas disebut minum.
Yah setidaknya mengisi perut.

Aku lemas.
Di perjalanan pulang sepupuku mengajak ke sebuah mal untuk bermain.
Hey, aku ini lemas. Lapar. Kalian tau gak sih! kataku dalam hati.
Aku hanya menjawab "Gak deh, makasih :)"
Mereka bilang gak seru malmingan gak bareng aku.
Menurutku gak seru itu malmingan menahan lapar.
Seketika aku teringat 'bakpau'. Hahahaa *gajelas.

----------

Aku pulang.
Dirumah aku langsung ke kamar dan tidur.
Hanya tidur-tiduran sih.
Sambil masih memegang hape dan bersms-an ria.
Sayang masih ada pulsa sms unlimited sampai 5 hari kedepan. Haha.
Banyak yang sms, tapi hanya dua yang kuharapkan balesan.
Tiga deh.
2 orang berinisial RA, dan seorang teman berinisal A. Ajeka :D

'ting'

Satu pesan masuk ketika aku sedang memutar-mutar hape.
N? Aku putar hape dan...
Eh ternyata depannya R. Hahaha.
Dia membalas pesanku.
Aku ragu untuk membukanya.
Ternyata isinya berbunyi....

"Enggak"

Hanya itu-_-
Memang sih aku hanya menanyakan apakah orangtuanya tadi hadir?
Yaaah asudah tak apa.
Aku balas lagi "Ooh"

Dan selesai.
Aku pun berganti pakaian, melakukan ritual malam ke kamar mandi, dan... lanjut twitteran :)

Comments

  1. huih banyak buanget ya...
    asik juga tuh twitteran boleh dong @SobatBercahaya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

[Anime] My wife is a high school girl

Kemana Bunda untuk si sulung