Tuhan...

Tuhan...

Pagi ini aku bangun dan disambut dengan suara tangisan bunda.

Dalam sujudnya ia menangis sambil menyebut namaku dan namaMu berulang-ulang kali.

Tuhan...

Aku tak tahu harus berbuat apa, karena aku tak bisa lagi berpura-pura memejamkan mata ini.

Aku tak ingin bangun dan berjalan untuk melihat bunda bangun dari sujudnya serta berhenti menyebutkan namaku dan namaMu dalam tangisnya.

Tuhan...

Aku berharap ada ayah disini.

Ayah pasti takkan membiarkan airmata berharga bunda mengalir begitu deras hingga membasahi sajadahnya.

Ayah pasti akan merangkul bunda dan mengucapkan kata-kata manis hingga tangisnya berhenti.

Tuhan...

Aku masih tak ingin pergi dari sisi bunda. Aku masih tak ingin bangun dari raga ini.

Tuhan...

Jangan Kau paksa aku meninggalkan bunda. Aku tak ingin meninggalkan bunda sendiri disini. Di dunia ini.

Tuhan...

Setidaknya izinkan ayah untuk ada di sini. Sekarang, selagi aku masih belum meninggalkan bunda.

Tuhan...

Sungguh aku tak ingin pergi.

Tuhan...

Bawa ayah kembali lalu aku berjanji aku akan pergi.

Tuhan...

Kumohon kembalikanlah ayah untuk menemani bunda disini. Aku tak ingin melihat bunda bersedih karena tak ada yang menemaninya lagi dirumah ini.

Tuhan...

Oh Tuhan...

------

"Innalillahi wa innailahi rajiun...." sambut semua tamu yang mendatangiku.

Badanku tergeletak kaku di atas kasur.

Bunda terlihat sedih dan terus mengeluarkan airmatanya sambil terus bersalaman dengan para tetangga.

Rumahku yang kecil ini penuh sesak karena banyak yang datang.

Aku melihat bunda berpelukan dengan haru.

"Renooo..." ucap bunda diiringi isak tangisnya.

Rabu, 23 Juli 2008.

Aku, Reno Sugistiono.

Bertemu ayah dan Tuhan.