Ingatkah dulu?
Siang itu....ah belum siang. Jam tanganku masih menunjukkan jarumnya di angka 10.
Tapi kelas di hari Jumat itu sudah berakhir saja.
Diluar matahari begitu tinggi, sungguh menghangatkan hati.
Ah ada dirimu.
Kau datang hampiriku yang tengah sendiri.
Aku ingat kita buka obrolan dengan apa yang sedang kau lakukan setelah jam belajar kita yang sudah selesai.
Apakah kau langsung pulang? Apakah kau pulang dan mengulang pelajaran? Apakah kau pulang-bergantian pakaian-lalu pergi main?
Sungguh aku ingin tau.
Obrolan kita pun terus mengalir, sampai pada topik dimana kau membicarakan seseorang yang kau kagumi. Orang yang kau suka, itu bahasa lebih tepatnya.
Kau bilang dia menarik. Tak heran, aku pun suka padanya. Seorang perempuan yang enerjik.
Kau sudah suka padanya sejak lama bukan?
Dikala itu yang kupikirkan adalah bagaimana bila seandainya aku yang ada di pihaknya. Tengah disukai dirimu, yang sudah lama kutunggu. Hahaha tapi tak mungkin, dalam pikirku tertawa.
Kau bilang dia ucapkan selamat ulangtahun kepadamu.
Aku tau, saat itu aku jauh:(
Tapi aku sangat ingat ketika kau tanyakan kenapa aku tak mau berpacaran dengan seseorang yang kau tau sudah lama menyimpan rasanya padaku, kan.
Ah sudah berkali-kali kukatakan aku memang tak suka padanya. Aku suka padamu.
Andai itu bisa kuteriakkan, biar hingga seluruh pelosok dunia ini tau.
Kau juga bilang aku cantik dan aku baik.
Rasanya...itu bagaikan ledakan bom hiroshima dan nagasaki di dadaku.
Begitulah getarannya sampai ke hati.
Kalau saja ada buah ceri yang kala itu jatuh dari atas pohon tempat kita berteduh dan duduk.
Kupastikan kau takkan bisa bedakan pipiku dan buah itu.
Obrolan kita berakhir dengan iringan azan dzuhur.
Pertanda kau harus segera bergegas ke masjid tuk tunaikan kewajiban sholat para pria.
Sedikit sedih ketika kau berdiri dan pamit tinggalkan ku.
Tapi kau bilang kau akan kembali, karena motormu kau tinggalkan.
Aku ingin menunggu, tapi aku belum tau. Aku malu.
Lalu kau pergi.
Uh. Takkan pernah ku lupa saat itu.
Untuk pertama kalinya kurasakan bahagia ketika seseorang menyapa dan jantungku terasa berpacu.
Apa kau tau, sejak hari itu malamku tak lagi kelabu.
Sepanjang hari hanya pikirkanmu.
Kuharap kau rasakan yang sama denganku.
Tapi kelas di hari Jumat itu sudah berakhir saja.
Diluar matahari begitu tinggi, sungguh menghangatkan hati.
Ah ada dirimu.
Kau datang hampiriku yang tengah sendiri.
Aku ingat kita buka obrolan dengan apa yang sedang kau lakukan setelah jam belajar kita yang sudah selesai.
Apakah kau langsung pulang? Apakah kau pulang dan mengulang pelajaran? Apakah kau pulang-bergantian pakaian-lalu pergi main?
Sungguh aku ingin tau.
Obrolan kita pun terus mengalir, sampai pada topik dimana kau membicarakan seseorang yang kau kagumi. Orang yang kau suka, itu bahasa lebih tepatnya.
Kau bilang dia menarik. Tak heran, aku pun suka padanya. Seorang perempuan yang enerjik.
Kau sudah suka padanya sejak lama bukan?
Dikala itu yang kupikirkan adalah bagaimana bila seandainya aku yang ada di pihaknya. Tengah disukai dirimu, yang sudah lama kutunggu. Hahaha tapi tak mungkin, dalam pikirku tertawa.
Kau bilang dia ucapkan selamat ulangtahun kepadamu.
Aku tau, saat itu aku jauh:(
Tapi aku sangat ingat ketika kau tanyakan kenapa aku tak mau berpacaran dengan seseorang yang kau tau sudah lama menyimpan rasanya padaku, kan.
Ah sudah berkali-kali kukatakan aku memang tak suka padanya. Aku suka padamu.
Andai itu bisa kuteriakkan, biar hingga seluruh pelosok dunia ini tau.
Kau juga bilang aku cantik dan aku baik.
Rasanya...itu bagaikan ledakan bom hiroshima dan nagasaki di dadaku.
Begitulah getarannya sampai ke hati.
Kalau saja ada buah ceri yang kala itu jatuh dari atas pohon tempat kita berteduh dan duduk.
Kupastikan kau takkan bisa bedakan pipiku dan buah itu.
Obrolan kita berakhir dengan iringan azan dzuhur.
Pertanda kau harus segera bergegas ke masjid tuk tunaikan kewajiban sholat para pria.
Sedikit sedih ketika kau berdiri dan pamit tinggalkan ku.
Tapi kau bilang kau akan kembali, karena motormu kau tinggalkan.
Aku ingin menunggu, tapi aku belum tau. Aku malu.
Lalu kau pergi.
Uh. Takkan pernah ku lupa saat itu.
Untuk pertama kalinya kurasakan bahagia ketika seseorang menyapa dan jantungku terasa berpacu.
Apa kau tau, sejak hari itu malamku tak lagi kelabu.
Sepanjang hari hanya pikirkanmu.
Kuharap kau rasakan yang sama denganku.
"Is it real or just another crush"Lirik itu iringi langkahku.
"...are you holding back, like the way i do. 'Cause i try and try to walk away, but i know this crush ain't going away" ♫
Comments
Post a Comment