Dia, masa lalu-mu

Kau biarkan dia pergi, sementara kau sakit hati.

Kau biarkan dirimu terluka disaat dia bahagia.

Menangis lirih sendiri menahan perih ketika tak satupun orang peduli?
Jikala itu aku ada...aku mau menemani:)

Aku mungkin akan berbeda.
Aku tak tau bagaimana ia memperlakukanmu dan bisa merebut hatimu lalu mempermainkannya.
Aku juga tak tau bagaimana kau tetap mau bertahan dengannya disaat kau bahkan tau dia tak memerlukanmu lagi.
Padahal ia tak mengemis maaf pun aku tak tau bagaimana kau tetap bisa memaafkannya.

Yang aku tau sekarang dia telah pergi dari hidupmu.
Kau yang bilang.
Dia telah terkubur jauh dan kau tinggalkan dia.
Itu juga kau yang bilang.

Tapi aku masih melihat ada serpihan sayang.
Kau tak bisa bohongi itu, yah menurutku.
Masih tersimpan serpihan rindu, kasih, dendam, amarah, cemburu. Yah...
Terlihat jelas dimatamu kala membicarakannya.

Aku memang baru tau,
dan aku berusaha tak peduli.

Namun semakin banyaknya kenangan lama nan kelam dirimu yang ku tahu...
membuatku bingung harus melangkah.

Sungguh, aku takut...
Dunia ini fana, begitu pula dirimu.
Begitupun cintamu.
Sayangmu.
Kasihmu.
Yah semuanya, hanya Tuhan yang tahu.

Aku merasa berbeda.
Aku bisa saja acuhkan dirimu. Aku bisa takkan peduli.
Aku bisa kuat hanya memandangmu dari kejauhan.
Tapi aku tak bisa menahan sedih ketika kau merasa sendiri:(
Aku mau aku ada disaat kau butuh.
Aku... kan bukan dia.

Ibaratkanlah dirimu bagai seorang pangeran yang sedang berjalan tertatih sendiri melawan arus perih kenangan lama yang menusuk mata.
Sekarang coba ibaratkanlah aku seorang putri....
Ah tidak, putri takkan berguna disaat kondisimu yang seperti ini.
Bagaimana kalau aku yang berperan sebagai tongkat yang akan membantu jalan tatihmu menyongsong masa depan:)

Yang terus kau pegang dan kau rengkuh, dan aku pun terus berbisik lirih:
"Pangeran ayo berjuang :))"

Comments

Popular posts from this blog

[Anime] My wife is a high school girl

Kemana Bunda untuk si sulung